di Aksi Bela Tauhid Jilid II Bergemadi Aksi Bela Tauhid Jilid II

PorosNasional. Aksi Bela Tauhid jilid II yang berlangsung hari ini di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, diselingi suara dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai presiden. Salah satu orator Aksi Bela Tauhid jilid II bernama John, menyanyikan lagu tersebut dari atas mobil komando.

"Prabowo gagah, Prabowo kuat, Prabowo maju terus, Prabowo bela Islam, bela NKRI. Hidup hanya sekali, doa setiap hari. Semoga Prabowo jadi Presiden RI," kata John, Jumat (2/11) .

Lagu itu dilantunkan John sekitar satu menit. John bernyanyi tanpa diiringi alat musik apa pun. Meski demikian pedemo tetap menyimak lagu tersebut.

Massa yang hadir pun mengaminkan lagu yang dilantunkan John. "Aamin!" seru mereka. John menyambutnya dengan seruan takbir.

Setelah John turun panggung, Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif lanjut berorasi. Slamet bercerita delegasi Aksi Bela Tauhid jilid II gagal bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Slamet menyebut, delegasi hanya dapat bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto bersama Wakapolri Komjen (Pol) Ari Dono. Slamet lantas menyinggung pembakaran bendera bertuliskan tauhid yang dilakukan anggota Banser NU.

Slamet mengungkapkan para pelaku pembakaran bendera harus dihukum. "Harus ditembak dengan hukum, setuju?" kata Slamet.

Slamet lantas menanyakan pedemo apakah mengetahui cara menembak para pelaku pembakaran bendera bertuliskan tauhid. Dia pun mengangkat jempol dan telunjuknya menyerupai pistol.

Gaya ini mirip dengan salam dua jari yang dipakai kubu Prabowo-Sandiaga Uno. Massa lantas mengikuti gerakan Slamet.

"Angkat pistolnya! Pembakar bendera tauhid, dor!" kata Slamet.

Salah satu delegasi Aksi Bela Tauhid jilid II Eggi Sudjana membantah bercampurnya kepentingan politik Pilpres 2019 dalam demonstrasi hari ini. Menurutnya, Aksi Bela Tauhid jilid II murni membela bendera bertuliskan tauhid yang dibakar anggota Banser NU.

Eggi yang juga menjabat Ketua Umum Relawan Nasional Prabowo-Sandi (RN PAS) mengkaitkan demonstrasi dengan kepentingan politik 2019 sebagai salah sasaran. "Ukurannya fakta. Apa kepentingan politik yang disampaikan? Kan tidak ada. Tak ada teriak-teriak ganti presiden," kata Eggi.

Pada demonstrasi kali ini memang tak ada seruan "2019 Ganti Presiden", tidak seperti pada Aksi Bela Tauhid pertama di depan Kemenko Polhukam, Jakarta, pekan lalu.

Teriakan 2019 ganti presiden tersebut muncul ketika salah satu orator menilai Presiden Joko Widodo banyak berbohong, mengkriminalisasi ulama, dan anti-Islam. Orator pun menuding Jokowi sebagai presiden zalim.

Dia lantas bertanya kepada massa apakah presiden zalim halal atau haram untuk dipilih. Pedemo lalu serempak menjawab haram.

"Kalau haram 2019 ganti apa?" tanya sang orator. "Presiden," jawab massa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prabowo Menyindir Ke Elite Politik Yang Kerap Bohong Soal Kondisi Indonesia

Elite Demokrat: Hampir Setiap Hari Jokowi Melontarkan Narasi Tak Berisi